Β· Struktur
Persyarikatan Secara Horizontal dan Vertikal
Struktur Horizontal :
1. Majelis
Tarjih dan Tajdid.
2. Majelis
Tabligh.
3. Majelis
pendidikan tinggi.
4. Majelis
pendidikan sekolah, madrasah, dan pesantren.
5. Majelis
pendidikan kader.
6 Majelis
pelayanan kesehatan umum.
7. Majelis
pelayanan sosial.
8. Majelis
ekonomi dan kewirausahaan.
9. Majelis
wakaf dan kehartabendaan.
10. Majelis
perberdayaan masyarakat.
11. Majelis hukum
dan HAM.
12. Majelis
lingkungan hidup.
13. Majelis pustaka
dan informasi.
Struktur Vertikal :
1. Pimpinan
Pusat.
2. Pimpinan
Wilayah.
3. Pimpinan
Daerah.
4. Pimpinan
Cabang.
5. Pimpinan
Ranting.
Nama Lembaga :
1. Lembaga
pengembangan cabang dan ranting.
2. Lembaga
Pembina dan pengawas keuangan.
3. Lembaga
penelitian dan pengembangan.
4. Lembaga
penanggulangan bencana.
5. Lembaga
zakat, infaq dan shadaqah.
6. Lembaga
hikmah dan kebijakan publik.
7. Lembaga
seni budaya dan olahraga.
8. Lembaga
hubungan dan kerja sama internasional.
Nama ortom :
1. Aisyiyah.
2. Pemuda
Muhammadiyah (PM).
3. Nasyiβatul
βAisyiyah (NA).
4. Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
5. Ikatan
Pelajar Muhammadiyah (IPM).
6. Tapak
Suci Putra Muhammadiyah (TSPM).
7. Hizbul
Wathon.[1]
Β· Perbedaan
Majelis dan Lembaga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
4, Lembaga berarti badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu
penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.[2]
Contoh lembaga yang ada diMuhammadiyah :
- Lembaga Lingkungan Hidup.
Lembaga Lingkungan Hidup (LLH) merupakan
salah satu badan pembantu pimpinan,Pimpinan Pusat Muhammadiyah. didirikan
pertama kali dengan nama Lembaga Studi dan Pemberdayaan Lingkungan Hidup pada
Mukhtamar Muhammadiyah ke-44 tahun 2000 dijakarta. Pendirian LLH bertujuan
untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang mengetahui, memahami dan mampu
mengembangkan kehidupan yang seimbang dalam pengelolaan lingkungan hidupnya
sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
- Lembaga Pustaka dan Informasi.
Lembaga pustaka dan informasi (LPI) adalah
pengembangan dari bagian Taman pustaka yang didirikan tahun 1920 dan
diprakarsai langsung oleh K.H.Ahmad Dahlan bersama kiai Sujak, kiai ibrahim,
dan H.mochtar. Pendiri Muhammadiyah itu sadar betapa pentingnya pendidikan
dalam rezim kolonial untuk membangun kesadaran sejarah dan kebangkitan
kader-kader islam.[3]
Majelis berarti dewan yang mengembang
tugas tertentu mengenai kenegaraan dan sebagainya secara terbatas.
Contoh Majelis yang ada di Muhammadiyah :
- Majelis Ekonomi
Dalam anggaran dasar Muhammadiyah
disebutkan, "membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan dan
penghidupan ekonomi sesuai dengan ajaran islam dalam rangka pembangunan manusia
seutuhnya. "Oleh karenanya, majelis ini lahir untuk mendorong dan
menginisiasi seluruh warga Muhammadiyah untuk berwiraswasta, berdagang, baik
dengan skala kecil maupun sedang dengan mengedepankan prinsip gotong royong,
koperasi, atau sistem kekeluargaan dalam rangka memajukan perekonomian warga
Muhammadiyah. Majelis Ekonomi memformulasikan gerakan sistem jamiah atau
jaringan ekonomi Muhammadiyah sebagai bagian tak terpisahkan dari gerakan
dakwah Muhammadiyah secara umum.
- Majelis Pemberdayaan Masyarakat.
Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM)
adalah badan pembantu pimpinan persyarikatan guna membumikan visi sosial
Muhammadiyah. Tercetusnya komitmen pemberdayaan sosial dan segenap potensi
masyarakat dan umat ini tidak terlepas dari tuntutan yang dihadapi oleh Muhammadiyah
untuk dapat berpihak dan membela problem-problem masyarakat diakar rumput dan
komunitas mustadh'afin dalam berbagai ruang lingkup dan variasinya. Majelis ini
berperan menjawatahkannya pada tingkat praksis sosial yang lebih nyata dan
lebih responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan umat.
- Majelis Tabligh
Merujuk pada surat keputusan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah No. 108/SK-PP/11-B/8.c/1996, Majelis Tabligh memiliki tugas
pokok memimpin pelaksanaan dakwah dibidang tabligh secara terencana dan dalam
program yang jelas meliputi seluruh aspek kegiatan dakwah. Secara umum program
kegiatan majelis ini meliputi kegiatan pembinaan terhadap umat islam, pelatihan
dan peningkatan kualitas mubalig serta pengembangan model dan metode dakwah kontemporer
guna menyikapi perkembangan zaman.
- Majelis Tarjih dan Tajdid
Majelis Tarjih adalah lembaga yang
membidangi masalah-masalah keagamaan di Muhammadiyah.tahun 1995 pada Muktamar
Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh, nama majelis tarjih dikembangkan menjadi
Majelis Tarjih dan pengembangan pemikiran islam dan pada muktamar ke-45 tahun
2005 di Malang, Jawa Timur, nama majelis diubah menjadi Majelis Tarjih dan
Tajdid yang melatarbelakangi perubahan nama itu adalah dalam perkembangannya
Majelis tarjih tidak hanya mentarjih masalah-masalah khilafiyah, tetapi juga
mengarah pada penyelesaian persoalan-persoalan kontemporer. Perubahan nama ini
juga mempertegas komitmen Muhammadiyah untuk kembali pada etos awal pertumbuhan
dan perkembangannya sebagai gerakan pembaru (Tajdid). Majelis Tarjih dan Tajdid
berada digarda depan sebagai pemasok pemikiran keislaman yang bercorak reformis
bagi semua organ Muhammadiyah lainnya dan mampu menjawab persoalan-persoalan
kekinian yang dihadapi warga persyarikatan.
e.
- Majelis Ulama Indonesia
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai
organisasi yang menghimpun para ulama dari berbagai organisasi Islam di
Indonesia. MUI berfungsi sebagai Dewan pertimbangan syariah nasional untuk
mewujudkan Islam yang penuh rahmat bagi kehidupan masyarakat.[4]
[1] http :
//www.ngaji-tafsir.org/2009/12/struktur-organisasimuhammadiyah.html?m=1.
[2] Tim Penyusun, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi 4, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2008), hlm. 808.
[3] Tim Penyusun, Ensiklopedi
Muhammadiya Edisi 2, (Yogyakarta : Mata Bangsa, 2015), hlm. 512-513.
[4] Tim Penyusun, op. cit.,
hlm 529-539.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar