Sabtu, 28 Mei 2016

Komputer Dan Media Pembelajaran


Powerpoint
Powerpoint adalah suatu bentuk komunikasi yang dilakukan secara terpadu  oleh individu dan kelompok lewat suara, gambar, dan bahasa tubuh.semua ini merupakan sebuah proses dimana seorang individu (presenter) mengirim pesan (stimulus,yang berbentuk verbal dan visual) untuk mengubah perilaku individu lain.

Adapun Kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan power point adalah:

1. Kelebihan penggunaan power point sebagai berikut:
  a. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan    ajar yang   tersaji.
b. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
c. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang    disajikan.
d. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-uang
  e. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD/ Disket/ Flashdisk),  sehingga praktis untuk di bawa ke mana-mana.
   f. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik
 animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

2. Kekurangan penggunaan power point sebagai berikut:
  a. Membutuhkan keahlian yang lebih untuk dapat membuat power point yang benar  dan menarik.
   b. Dibutuhkan kesabaran dan tahap demi tahap untuk menyusun dan membuat power point sehingga membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
  c. Anak didik terkadang lebih memperhatikan animasi dalam power point dibandingkan materinya jadi jangan gunakan animasi yang tidak perlu.

Manfaat microsoft powerpoint :
            Microsoft powerpoint mempunyai fungsi untuk membantu kita mempresentasikan laporan. Maksudnya powerpoint bisa menyusun bahan presentasi dan menyajikannya  dalam bentuk visual yang menarik  dalam waktu yang singkat.

    Penggunaan Microsoft Power Point Dalam Proses Pembelajaran
Adapun penggunaan power point dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
   a. Membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan informatif
   b. Meningkatkan kualitas pembelajaran
   c. Mengurangi ketegangan dalam proses pembelajaran
  d. Pembelajaran dengan menggunakan program Power Point lebih baik daripada    pembelajaran tanpa menggunakan program Power Point;
  e. Pada pembelajaran dengan menggunakan program PowerPoint, gaya belajar mempengaruhi prestasi belajar dimana prestasi siswa auditorial dan kinestetik adalah sama dan prestasi siswa siswa visual lebih baik daripada keduanya;




Struktur, Lembaga, dan Majelis Muhammadiyah

  Β·      Struktur Persyarikatan Secara Horizontal dan Vertikal
Struktur Horizontal :
      1.      Majelis Tarjih dan Tajdid.  
      2.      Majelis Tabligh.
      3.      Majelis pendidikan tinggi.
      4.      Majelis pendidikan sekolah, madrasah, dan pesantren.
      5.      Majelis pendidikan kader.
      6       Majelis pelayanan kesehatan umum.
      7.      Majelis pelayanan sosial. 
      8.      Majelis ekonomi dan kewirausahaan.
      9.      Majelis wakaf dan kehartabendaan.
     10.    Majelis perberdayaan masyarakat.
     11.    Majelis hukum dan HAM.
     12.    Majelis lingkungan hidup.
     13.    Majelis pustaka dan informasi.

Struktur Vertikal :
     1.        Pimpinan Pusat.
     2.        Pimpinan Wilayah.
     3.        Pimpinan Daerah.
     4.        Pimpinan Cabang.
     5.        Pimpinan Ranting.


Nama Lembaga : 
     1.        Lembaga pengembangan cabang dan ranting.
     2.        Lembaga Pembina dan pengawas keuangan.
     3.        Lembaga penelitian dan pengembangan.
     4.        Lembaga penanggulangan bencana.
     5.        Lembaga zakat, infaq dan shadaqah.
     6.        Lembaga hikmah dan kebijakan publik.    
     7.        Lembaga seni budaya dan olahraga.
     8.        Lembaga hubungan dan kerja sama internasional.
                                                                                               
Nama ortom :
     1.        Aisyiyah.
     2.        Pemuda Muhammadiyah (PM).
     3.        Nasyi’atul β€˜Aisyiyah (NA).
     4.        Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
     5.        Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). 
     6.        Tapak Suci Putra Muhammadiyah (TSPM).
     7.         Hizbul Wathon.[1]

Β·         Perbedaan Majelis dan Lembaga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4, Lembaga berarti badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.[2]
Contoh lembaga yang ada diMuhammadiyah :
  •       Lembaga Lingkungan Hidup.

Lembaga Lingkungan Hidup (LLH) merupakan salah satu badan pembantu pimpinan,Pimpinan Pusat Muhammadiyah. didirikan pertama kali dengan nama Lembaga Studi dan Pemberdayaan Lingkungan Hidup pada Mukhtamar Muhammadiyah ke-44 tahun 2000 dijakarta. Pendirian LLH bertujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang mengetahui, memahami dan mampu mengembangkan kehidupan yang seimbang dalam pengelolaan lingkungan hidupnya sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
  •          Lembaga Pustaka dan Informasi.

Lembaga pustaka dan informasi (LPI) adalah pengembangan dari bagian Taman pustaka yang didirikan tahun 1920 dan diprakarsai langsung oleh K.H.Ahmad Dahlan bersama kiai Sujak, kiai ibrahim, dan H.mochtar. Pendiri Muhammadiyah itu sadar betapa pentingnya pendidikan dalam rezim kolonial untuk membangun kesadaran sejarah dan kebangkitan kader-kader islam.[3]

Majelis berarti dewan yang mengembang tugas tertentu mengenai kenegaraan dan sebagainya secara terbatas.
Contoh Majelis yang ada di Muhammadiyah :

  •  Majelis Ekonomi

Dalam anggaran dasar Muhammadiyah disebutkan, "membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan dan penghidupan ekonomi sesuai dengan ajaran islam dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. "Oleh karenanya, majelis ini lahir untuk mendorong dan menginisiasi seluruh warga Muhammadiyah untuk berwiraswasta, berdagang, baik dengan skala kecil maupun sedang dengan mengedepankan prinsip gotong royong, koperasi, atau sistem kekeluargaan dalam rangka memajukan perekonomian warga Muhammadiyah. Majelis Ekonomi memformulasikan gerakan sistem jamiah atau jaringan ekonomi Muhammadiyah sebagai bagian tak terpisahkan dari gerakan dakwah Muhammadiyah secara umum.

  •           Majelis Pemberdayaan Masyarakat.

Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) adalah badan pembantu pimpinan persyarikatan guna membumikan visi sosial Muhammadiyah. Tercetusnya komitmen pemberdayaan sosial dan segenap potensi masyarakat dan umat ini tidak terlepas dari tuntutan yang dihadapi oleh Muhammadiyah untuk dapat berpihak dan membela problem-problem masyarakat diakar rumput dan komunitas mustadh'afin dalam berbagai ruang lingkup dan variasinya. Majelis ini berperan menjawatahkannya pada tingkat praksis sosial yang lebih nyata dan lebih responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan umat.

  •           Majelis Tabligh

Merujuk pada surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 108/SK-PP/11-B/8.c/1996, Majelis Tabligh memiliki tugas pokok memimpin pelaksanaan dakwah dibidang tabligh secara terencana dan dalam program yang jelas meliputi seluruh aspek kegiatan dakwah. Secara umum program kegiatan majelis ini meliputi kegiatan pembinaan terhadap umat islam, pelatihan dan peningkatan kualitas mubalig serta pengembangan model dan metode dakwah kontemporer guna menyikapi perkembangan zaman.

  •           Majelis Tarjih dan Tajdid

Majelis Tarjih adalah lembaga yang membidangi masalah-masalah keagamaan di Muhammadiyah.tahun 1995 pada Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh, nama majelis tarjih dikembangkan menjadi Majelis Tarjih dan pengembangan pemikiran islam dan pada muktamar ke-45 tahun 2005 di Malang, Jawa Timur, nama majelis diubah menjadi Majelis Tarjih dan Tajdid yang melatarbelakangi perubahan nama itu adalah dalam perkembangannya Majelis tarjih tidak hanya mentarjih masalah-masalah khilafiyah, tetapi juga mengarah pada penyelesaian persoalan-persoalan kontemporer. Perubahan nama ini juga mempertegas komitmen Muhammadiyah untuk kembali pada etos awal pertumbuhan dan perkembangannya sebagai gerakan pembaru (Tajdid). Majelis Tarjih dan Tajdid berada digarda depan sebagai pemasok pemikiran keislaman yang bercorak reformis bagi semua organ Muhammadiyah lainnya dan mampu menjawab persoalan-persoalan kekinian yang dihadapi warga persyarikatan.
e.        
  •            Majelis Ulama Indonesia

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai organisasi yang menghimpun para ulama dari berbagai organisasi Islam di Indonesia. MUI berfungsi sebagai Dewan pertimbangan syariah nasional untuk mewujudkan Islam yang penuh rahmat bagi kehidupan masyarakat.[4]




[1] http : //www.ngaji-tafsir.org/2009/12/struktur-organisasimuhammadiyah.html?m=1.
[2] Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi 4, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 808.
[3] Tim Penyusun, Ensiklopedi Muhammadiya Edisi 2, (Yogyakarta : Mata Bangsa, 2015), hlm. 512-513.
[4] Tim Penyusun, op. cit., hlm 529-539.



Kurikulum

1.    Pengertian Kurikulum
    Dari segi bahasa, kurikulum berasal dari bahasa Latin, curriculum yang semula berarti a running course or race course, yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal hingga akhir. Selain itu kata kurikulum juga terdapat dalam bahasa Prancis, courier yang artinya to run yang berarti berlari. Dari akar kata tersebut terlihat bahwa kurikulum adalah suatu istilah yang berhubungan dengan kegiatan olahraga atau atletik, yaitu jarak yang harus ditempuh dalam suatu perlombaan berlari.
          Pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran pada peguruan tinggi. Di dalam kamus tersebut (Webster), kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu:
a.   Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari murid di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu
b.   Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen.
          Menurut pandangan lama, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah.
          Sedangkan menurut pandangan baru ialah kurikulum yaitu segala usaha dan kegiatan sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, baik didalam kelas, halaman sekolah maupun di luar sekolah.
2.     Fungsi Kurikulum
             Disamping kurikulum memiliki peranan, juga kurikulum mengemban atau memiliki atau mengemban berbagai fungsi. Berkaitan dengan fungsi kurikulum sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu :
a.       Fungsi Penyesuaian (The adjustive of adaftive function)
    Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
b.      Fungsi Pengintegrasian (The integrating function)
          Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
c.       Fungsi Difereansiasi (The differentiating function)
     Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
d.      Fungsi Persiapan (The propaedeutic function)
    Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
e.       Fungsi Pemilihan (The selective function)
    Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
f.       Fungsi Diagnostik (The diagnostic function)
    Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
3.    Perubahan Kurikulum
    Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
          Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikan yang berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita.[1]




     [1] Kurikulum 2013, Kompas, (Jakarta), 13 Mei 2013, h. 4

Skill (Profesi Pendidik)


Soft Skill
          Soft skills, yaitu perilaku personal dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia seperti membangun tim, pembuatan keputusan, inisiatif dan komunikasi.
    
            Memotivasi diri dan orang lain, bertanggung jawab, membangun relasi, berkomunikasi, negosiasi, kemampuan adaptasi, kemampuan rekreasi, inovasi dan usaha merupakan salah satu bentuk soft skill

1.       Intrapersonal Skill
  • Self awareness (kesadaran diri)
  • Self confident (percaya diri)
  • Self assessment (penilaian diri)
  • Trait & preference ( berkarakter dan preferensi )
  • Emotional awareness ( kesadaran emosional )
  • Self skill (keterampilan diri)
  • Improvement (kemajuan/perbaikan)
  • Self control (kontrol diri)
  • Trust (percaya)
  • Worthiness (bernilai)
  • Time/source management (manajemen waktu/sumber)
  • Proactivity (proaktif)
  • Conscience (hati nurani)

     2.       InterPersonal Skill
          Β·         Social awareness (kesadaran sosial)
          Β·         Political awareness (kesadaran politik)
          Β·         Developing others (mengembangkan orang lain)
          Β·         Leveraging diversity (pengaruh yang berbeda)
          Β·         Service orientation ( berorientasi pada pelayanan)
          Β·         Emphaty (empati)
          Β·         Social skill ( keterampilan sosial )
          Β·         Leadership (kepemimpinan)
          Β·         Influence ( pengaruh)
          Β·         Communication (komunikasi)
          Β·         Conflict management (manajemen konflik)
          Β·         Cooperation ( Kerja Sama)
          Β·         Synergy


Hard Skill
Hard Skill ialah kemampuan yang menekankan pada IQ (Intellegence Qoutient) seseorang individu yaitu penguasaan ilmu pengetahuan,teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Hard skill sendiri itu adalah hal-hal atau kemampuan yang spesifik yang kita dapatkan melalui mempelajarinya di dalam pendidikan formal. Hard skill wajib dimiliki agar dapat diterima didalam bidang-bidang tertentu, salah satunya pekerjaan atau menuntut karir.
        Contoh hard skill seperti kemampuan dalam bidang elektronika, robotika, fisika, biologi molekul, dan lainnya.

Upaya Untuk Mengembangkan Hard Skill dan Soft Skill.

  • mensikapinya dengan cara yang sederhana bahwa dalam hidup ada saatnya menyenangkan dan ada saatnya tidak menyenangkan
  • kondisi tersebut harus disikapi dengan sikap optimis, menerima sebagaimana adanya tidak pesimis apalagi mengeluh dan menyelahkan diri sendiri.
  • memahami diri sendiri dan orang lain sertalingkungan sebagaimana adanya dan selalu berusaha berbuat yang terbaik dalam hidup
  • Mengikuti perlombaan akademik maupun non akademik.
  • Berlatih.

Autism

Autis Menurut DSM V (Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorder)

Ø Autis memiliki 2 gejala utama :
            1. Komunikasi sosial.
            2. Minat terbatas dan perilaku berulang.
Ø Panduan ini menyiratkan bahwa diagnosa autis diberikan ketika anak menunjukkan kesulitan untuk melakukan komunikasi dan adaaptasi sosial disebabkan keunikan perilaku.
Ø Keunikan perilaku disebabkan minat yang terbatas pada beberapa obyek atau aktifitas. Tapi keunikan ini juga disebabkan pola kognitif dan kebutuhan sensorisnya yang berbeda dari anak pada umumnya.

Komorbid
β€’      Pada DSM  V, dijelaskan bahwa jika anak menampilkan gejala dari beberapa gangguan, maka ia bisa mendapatkan diagnosa komorbid
β€’      Diagnosa komorbid adalah jika anak mendapatkan 2 diagnosa gangguan atau lebih. Misal : anak dengan ASD dan ADHD

Masalah Komunikasi Sosial dan Interaksi
Ø Sulit berteman atau berinteraksi dengan teman sebaya.
Ø  Tidak atau kurang memahami bermain peran.
Ø  Kurang memahami ruang pribadi orang lain.
Ø  Kurang menghargai apa yang orang lain sampaikan.
Ø  Kesulitan mempredisksi niat dan perilaku orang lain.
Ø  Kesulitan memahami informasi abstrak.
Ø  Kesulitan menjalin komunikasi dan percakapan sosial.
Ø  Sulit memahami perasaan dan pikiran orang lain.
Ø  Sulit memahami norma-norma
Ø  Sulit bermain imaginatif.

Masalah Sensoris
β€’      Hipersensitif Sensori
   Kondisi dimana stimulasi yang diterima CNS yang seharusnya cukup,
   namun dirasa berlebihan. Sehingga anak cenderung menolak atau
   proteksi diri.
β€’      Hiposensitif sensori
   Kondisi dimana stimulasi yang diterima CNS yang seharusnya cukup,
   namun dirasa kurang. Sehingga anak cenderung mencari stimulasi.
   anak tampak aktif dan selalu bergerak. 

Profil Kognitif
β€’      Kesulitan mentrasfer pemahaman yang telah mereka pelajari pada berbagai konteks baru.
β€’      Proses berpikir konkret membuat mereka fokus pada detail dan kesulitan melihat konteks secara umum.
β€’      Biasanya profil kognitifnya juga berisi ketidaksetaraan antara kemampuan diri.

Komunikasi Sosial
β€’      Tidak menyahut atau tidak merespon secara konsisten ketika dipanggil namanya
β€’      Tidak senyum pada pengasuh
β€’      Tidak menggunakan komunikasi gerak tubuh secara mandiri ketika berbicara, contoh : tanpa disuruh tidak paham untuk mengayunkan tangan untuk menyatakan selamat tinggal
β€’      Tidak menunjukkan minat bermain dengan anak lain
β€’      Tidak menunjukkan minat bermain cilukba atau bermain peran .

Komunikasi dan Pemahaman
β€’      Tidak melakukan kontak mata untuk mendapatkan perhatian atau komunikasi
β€’      Tidak untuk menunjuk untuk menarik perhatian orang lain untuk melihat hal yang sedang menarik perhatiannya (atensi bersama)
β€’      Tidak memahami kalimat instruksi sederhana satu langkah, seperti : tunjukkan mana kucing


Perilaku
β€’      Memiliki minat berlebih pada suatu obyek dan menjadi terpaku pada obyek tersebut
β€’      Fokus berlebih pada suatu aktifitas atau obyek dan bisa menghabiskan waktu yang cukup lama
β€’      Mudah frustasi jika ada perubahan rutinitas sehari-hari
β€’      Mengulang beberapa gerak tubuh atau memiliki pola gerak tubuh yang tidak biasa, misal : jalan jinjit, mengayunkan tangan

Sensoris
β€’      Sangat sensitif pada rangsang sensasi tertentu, misal mudah terganggu jika ada suara keras atau hanya mau makan yang keras saja
β€’      Mencari rangsang sensasi tertentu, seperti menyukai gerakan tubuh cepat, menjetikkan jari, menekan tubuh, mengedip-kedipkan mata untuk mengurangi cahaya masuk ke mata

Perlu Dipahami
β€’      Bahwa gejala autis tidak sama dengan keterlambatan perkembangan. Karena secara khas gangguan komunikasi, interaksi sosial, perilaku  serta keunikan kognitif dan sensori.
β€’      Pada keterlambatan perkembangan akan lebih spesifik pada hambatan perkembangan kemampuan tertentu pada anak.